Berita Terbaru Akhir Lockdown di Wuhan - - Viral News -

- Viral News -

Berita Terupdate

judi online terpercaya

https://beritabonus.blogspot.com/2020/06/sejarah-dan-cara-bermain-poker.html

Minggu, 12 April 2020

Berita Terbaru Akhir Lockdown di Wuhan

Lockdown Wuhan Dibuka: Warga Wuhan, China, mengenakan masker berjalan di pusat kota Wuhan setelah Pemerintah China mengakhiri lockdown di kota itu akibat pandemi virus corona. 
   Ketika jutaan penduduk di belahan daratan lain berkutat melawan pandemi virus corona, kondisi berbeda terjadi Wuhan, Cina. Pemerintah Cina secara resmi mencabut lockdown Kota Wuhan yang berarti sudah cukup aman dari wabah Covid-19.

   Jutaan penduduk di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, merayakan dicabutnya kebijakan lockdown atau karantina wilayah yang telah mereka jalani selama 11 pekan. Warga Wuhan kini diperbolehkan beraktivitas di luar rumah. Bahkan, pasar hewan liar yang diduga menjadi sumber mewabahnya Covid-19 telah kembali beroperasi.

   Status lockdown di ibu kota Hubei tersebut resmi berakhir pada 8 April 2020. Jalanan di Wuhan kembali dipenuhi warga. Pada saat pembukaan wilayah, mereka mulai bepergian dengan bus, kereta api, dan pesawat meskipun tetap harus memakai masker.




   Foto-foto yang diterbitkan media Cina menunjukkan sukacita warga Wuhan, khususnya kalangan anak-anak. Pada Rabu (8/4) dini hari, petugas keamanan membuka blokade yang terpasang di tengah jalan selama 76 hari terhitung sejak 23 Januari 2020.

  Lampu-lampu di bangunan dan jembatan menyala. Kendaraan pribadi pun tampak mengantre memasuki tol menunggu giliran untuk pergi ke lain distrik. Di sejumlah perumahan terpampang bendera sukacita yang bertuliskan "bebas virus" dan "pertempuran yang menentukan, kemenangan yang menentukan".

  Namun demikian, beberapa warga di Wuhan masih gelisah. Pasalnya, sebanyak 2.500 orang telah meninggal karena virus. Potensi penularan lanjutan pun masih ada. "Kami belum merasakan banyak perubahan. Untuk orang biasa, lockdown belum berakhir," ujar salah satu warga di Distrik Wuchang, Zhang (50 tahun), dikutip laman the Guardian, Ahad (12/4). Dicabutnya status lockdown di Wuhan merupakan bagian dari upaya Pemerintah Cina untuk meyakinkan publik bahwa kehidupan dapat kembali normal dan pihak berwenang di negara telah mengalahkan virus itu.  



   Menurut dosen ekonomi politik di Johns Hopkins University, Ho-Fung Hung, pencabutan masa karantina wilayah di Wuhan untuk mengirimkan sinyal bahwa Cina akan kembali menghidupkan bisnis sehingga pekerjaan sudah dapat dilanjutkan. Namun, menurut Fung Hung, warga harus tetap sangat berhati-hati.

  "Orang-orang tidak dapat dengan mudah melupakan kesalahan langkah awal pemerintah dalam menyebabkan krisis, khususnya bagi mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai atau kesehatan mereka sangat terganggu," ujar dia.


   Kendati demikian, banyak pertokoan di kota-kota masih tutup. Sebagian besar restoran hanya beroperasi untuk pengiriman makanan. Sekolah dan tempat hiburan pun masih banyak yang ditutup. Pada saat Cina mulai pulih, episentrum Covid-19 kini berpindah ke Eropa dan Amerika Serikat (AS). AS bahkan mencatat kasus infeksi tertinggi Covid-19 yang mencapai angka 500 ribu. Sementara itu, jumlah kematian di seluruh AS melampaui 20.600 dengan penduduk lebih dari 328 juta jiwa.


  Sekitar setengah dari kematian di AS terjadi di wilayah metropolitan New York. Pada Sabtu (11/4), Gubernur New York Andrew Cuomo menyebut ada 783 kematian baru. Total kematian di New York kini lebih dari 8.600 jiwa.
Di Eropa, Italia yang berpenduduk lebih sedikit dari AS mencatat jumlah kematian yang sangat tinggi, yakni mencapai 19.468 jiwa. Sementara itu, kasus infeksi tercatat 152.271 kasus.

   Saat Pemerintah Cina melonggarkan kebijakan karantina wilayah, sejumlah negara yang terpukul dengan jumlah kasus dan kematian memperpanjang masa lockdownItalia, Spanyol, dan Prancis memperpanjang masa pembatasan gerak bagi warganya guna mengekang kurva penularan virus yang masih belum menurun. Begitu pula dengan negara di Asia, seperti India, Filipina, dan Malaysia. Italia memperpanjang masa karantina wilayah hingga 3 Mei. Pemerintah Italia juga memasang penghalang jalan di sekitar Milan untuk mencegah orang melakukan perjalanan pada akhir pekan Paskah. 

  Namun, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengulurkan harapan bahwa beberapa industri dapat dibuka lebih awal jika kondisi memungkinkan. India juga memperpanjang masa karantina nasional bagi 1,3 miliar penduduknya selama dua pekan. Namun, Iran yang juga terpukul karena virus memberanikan diri membuka kembali kantor-kantor pemerintahan dan bisnis di luar Teheran.



























































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar